Jumat, 22 Mei 2009

SATE BANDENG


Sate Bandeng merupakan makanan khas andalan daerah Serang. Penganan ini memiliki kelebihan dibanding sajian ikan lainnya, sehingga akan selalu mengundang wisatawan untuk selalu mendapatkannya ketika berkunjung ke Serang. Sate Bandeng memang istimewa, karena selain tanpa duri yang justru banyak pada ikan ini, perpaduan rasanya sangat cocok dengan lidah masyarakat nusantara. Keunikan sate Bandeng terletak pada proses pengolahannya, yakni dengan mengeluarkan seluruh daging Bandeng dan membuang tulangnya tanpa merusak kulitnya. Daging Bandeng yang sudah dikeluarkan diolah dengan tambahan aneka bumbu dan rempah-rempah. Proses berikutnya, daging Bandeng yang telah dicampur bumbu tadi dimasukkan kembali ke dalam kulitnya dan ditusukkan dua bilah bambu yang memanjang dari mulut sampai ke ekor ikan. Bagian luar ikan kemudian ditutup lagi dengan campuran daging ikan dan tepung. Setelah semua proses selesai, ikan Bandeng dibakar di atas bara api agar keluar aroma wanginya. Sate Bandeng ini cukup tahan sampai tiga hari tanpa perlu disimpan di kulkas. Setelah disimpan beberapa hari, Sate Bandeng ini dapat disajikan dengan digoreng.
Dari sejarahnya, kuliner khas Banten ini tak lepas dari pengaruh munculnya tanah-tanah sedimen di sekitar pantai utara Banten yang landai, gembur dan cocok untuk pengembangbiakan Bandeng. Berdasarkan kajian antropologis, kehadiran sate Bandeng berawal pada abad ke-18 ketika Sultan Abul Mahasin Zainul Abidin menerima tamu dari Belanda, Cornellis de Bruin di danau Tasikardi. De Bruin yang datang tepat pada perayaan hari Maulid Nabi Muhammad SAW disuguhkan aneka makanan yang biasa disantap pada hari tersebut, termasuk Sate Bandeng. Konon De Bruin heran ketika menyantap Sate Bandeng. Pertama, karena Bandeng yang biasanya beraroma lumpur menjadi harum dan sangat gurih. Kedua, karena Bandeng tersebut tidak ada durinya.
Saat ini Sate Bandeng tidak hanya dapat ditemui pada perayaan hari-hari besar Islam, tetapi juga dapat ditemukan pada hari-hari biasa. Sate Bandeng ini malahan pernah diikutsertakan pada kontes sate Bandeng di Amsterdam, Belanda pada tahun 1992 di Tropic Museum, Royal Institute.

Tidak ada komentar: